Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

10 Feb 2012

Aku Rindu

Di senja ini, ingin ku singgahi hatimu
Yang dingin karna kasih yang beku
Waktu yang turut binasakan harapku
Tersentak ketika semua telah pergi berlalu


Dengan terpaksa ku tinggalkan dirimu
Menggapai asaku yang masih menunggu
Jika pada akhirnya bahagiaku bukan denganmu
Namun rinduku tetap utuh untukmu

Biar ku simpan semua kenangan tentangmu
Sebagai kisah pilu dalam bingkai hidupku
Harapku engkau pun akan mengenangku
Pada sisi lain pada separuh hatimu

(Kak,..aku rindu,..dan tetap mencintaimu,..selalu...)


By: Tyara Asmarani

21 Jan 2012

JANGAN KETUK JENDELA KAMARKU


Jangan ketuk jendela kamarku malam ini !
Jika engkau hanya
Rintik hujan tergelincir dari mendung menggantung di sudut mata
Atau berkas rembulan di genggaman mengintip dari sela jari-jemari
Juga embun terpelanting oleh angin musim dari ujung daun kamboja

Jangan ketuk !
Jika engkau sebentuk
Harum bunga kopi dengan nakal menyusup disela hembus nafas dan dengkur
Atau nada pencuri dengar lagu yang selalu kuputar sebagai penghantar tidur

Jangan !
Jika engkau merupakan
Bayang masa lalu yang luput dari remah kenangan dan disesatkan kabut
Atau harapan masa depan yang jemu menunggu waktu lalu iseng mempermainkan maut

Akan kubuka nanti
Jika engkau adalah sesosok rinduku yang kembali
Dari pengembaraannya mempertanyakan tempatku bersemayam di ruang hatimu
Di kala senja telah jauh terperosok kedalam pekat malam yang berjalan ragu


By:

6 Des 2011

PUISI CINTA

CINTA DAN KESETIAAN

perjalanan yang tak pernah ku bayangkan
jalan yang panjang dan sangat melelahkan
perjuangan yang penuh derai air mata juga pengorbanan
menggapai angan dalam cinta dan kesetiaan
mempertahankan jalinan kasih juga karunia tuhan

tapi
aku selalu bersyukur memilikimu
karena hanya dirimu belahan hatiku
sampai nyawa meninggalkan ragaku
hanya dirimu pilihan hatiku

by: Dwi Sumarsi

====================================
LEMBARAN BARU


Saat lelah bersimbah keluh
Dan kau tak pernah tau apa itu butuh
Bersandingkan nestapa di sudut nuranimu
Dan putih itu tak lagi bersih
Biru itu pun tak lagi merindu
Sebab ternyata aku sudah jemu
Membiarkan imajinasiku melanglang bersamamu

Sebutlah itu dusta
Wahai kau orang asing di hidupku
Yang hadirmu kau dustakan pada hatimu
Bersama lara kau meringkuk gulana
Menambah penat yang tak akan pernah kau ucap
Karena kau terlalu angkuh mengakuinya
Sebab terlalu nista membicarakannya

Kau..
Orang asing di hidupku
Dihidupnya dan di hidup Mereka
Tutuplah lembar itu dan bukalah hidupmu yang baru

By: Alvin Vanilla

======================================

LONCENG

Aku tak bisa membedakan antara lonceng kedatangan Jibril,
lonceng gereja saat pernikahan,
lonceng jam untuk sadar waktu terus memburu
atokah lonceng Izroil

Suamiku, bila itu Jibril maka kau adalah wahyu

Bila itu lonceng pernikahan,
maka kau adalah nama yg terlantangkan untuk membuat dia dia dan mereka pekak atas nyaringnya niyatmu

Bila itu lonceng jam,
jangan minta aku tidur, ijinkan aku membenahkan kerahmu dan mendengar detak jantungmu
tak ku biarkan waktu merebutmu dari tatapku

Bila itu lonceng Izroil,
jangan gusar, aku menunggumu disana

By Salma Ranea Naomi

===============================
AIR MATA PATAH HATI

Cinta berserakan, membusuk dalam tempat sampah
seperti sari berry yang terkelupas kulit dan kau hisap sedikit
sisanya hitam membusuk

Cinta bukan hal yg mahal, ku lihat diboborkan seribu tigapun jadi
Terlalu banyak bidadari atau yang kau kira bidadari

Mahluk yang seharusnya di surga berkeliaran, menyapamu menggetarkanmu
sebenarnya lebih mirip setan bertopeng tuhan

Cinta merapuh, hanya sisa-sisa dari hukum alam
cerita qais mendamba laila hanya cerita, dongeng
terpangkas olehku olehmu

Cinta berduka, rasa yang tak perlu diagung-agungkan tak perlu darah, seharusnya
tapi laut terlalu dalam oleh airmata patah hati

Alunan gagak masih merdu, jangan beranjak dari pangkuanku wahai suamiku yang kunafikan kata cinta

By: Salma Ranea Naomi

26 Nov 2011

LELAKI DI PERSIMPANGAN


Jalan kecil yang kau telusuri dengan cinta dan cita

Sudah ada atau harus kau cipta

Selalu dipertemukan dengan persimpangan

Dan kembali lagi menemui persimpangan

Menuju ke kiri atau ke kanan

Harus berhenti atau terus berjalan

Walau kiri dan kanan bukanlah berarti buruk atau baik

Juga arti berhenti atau berlari bukanlah kalah atau menang



Lelaki yang kini selalu berburu waktu

Seakan pundakmu cukup perkasa memanggul berbagai tuntutan

Seakan tanganmu cukup panjang merangkul bermacam kepentingan

Seakan hatimu cukup luas menampung beribu pengertian

Mampir dan singgahlah sejenak kedalam hatiku

Disitu kau akan temui sunyi yang mendamaikan

Tak kan kau dengar tik tok detik yang berputar

Bahkan tak ada desir pasir waktu yang berpusar



Seorang lelaki yang beberapa tahun lalu

Masih kukenal sebagai bocah yang suka merengek dan merayuku

Dengan wajah lugu bila meminta sesuatu

Kini harus kembali memilih antara cinta dan bakti

Pada dua perempuan yang sama-sama punya arti

: cinta kekasih atau bakti ibu

25 Nov 2011

Ampuni Aku

Kembali ingin pulang aku sekarang
Kembali pada dunia yang pernah hilang
Tempat dimana aku pernah merasa terbuang
Terangkat dari sisa sisa hati yang terkenang

Mampukah aku bertahan sekarang
Dengan hati yang telah remuk meradang
Sesal yang tak kunjung jua menghilang
Walau dengan seribu tetes air mata berlinang

Ampuni aku Duhai,.. kekasihku tersayang,..
Kutahu tak pantas aku disampingmu lagi sekarang
Namun ku berjanji tuk setia padamu kini kupegang
Harapku maaf mu masih ada dan tak pernah lekang

By: Tyara Firstanty

5 Okt 2011

Oasis


Dikesunyian padang pasir bibirmu,
parau risauku menanggung saharamu.
aku, oasis tanpa musim
menjengkal denyutmu dicelah angin

dahaga akanmu
t'lah menjelmakan labirin labirin fatamorgana
yang membutakan mata hati
seolah dunia tinggal punya satu mimpi

duh, rembulan
akulah malam yang tlah kau rampas cahayanya
tega kau tinggalkan aku berseteru
dalam rimba aru-aru *

(Seperti budak kekurangan susu
oasis itupun kini mengering
dihkianati mata air cintaku)


By: Aimee

Ya Rasulallah

Ya Rasulallah...
Aku ingin seperti santri berbaju putih
Yang tiba-tiba datang menghadap
Duduk menyentuhkan kedua lututnya kepada lutut agungmu
Dan meletakkan kedua telapak tanganya di atas paha-paha muliamu
Lalu aku akan bertanya
Ya Rasulallah….tentang Islamku
Ya Rasulallah….tentang imanku
Ya Rasulallah….tentang Ihsanku

Ya Rasulallah….
Mulut dan hatiku bersaksi tiada tuhan selain Allah
Dan engkau Ya Rasulallah….utusan Allah
Tapi…ku sembah juga diriku
Astaghfirullah..
Dan risalahmu hanya kubaca, bagai sejarah

Ya Rasulallah….
Setiap saat, jasadku salat
Setiap kali diriku bersimpuh
Diriku jua yang ku ingat
Setiap saat ku baca shalawat
Setiap kali tak lupa ku baca salam
Assalamulaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullah wabarakatuh
Salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
Tapi…tak pernah kusadari
Apakah dihadapanku, kau menjawab salamku
Bahkan apakah aku menyalamimu

Ya Rasulallah….
Ragaku berpuasa dan jiwaku kulepas bagai kuda
Ya Rasulallah….
Sekali-kali kubayar zakat dengan niat dapat balasan kontan dan berlipat
Ya Rasulallah….
Aku pernah naik haji, sambil menaikkan gengsi
Ya Rasulallah….
Sudah Islamkah aku
Ya Rasulallah….
Aku percaya Allah dan sifat-sifatNya
Aku percaya malaikat, percaya kitab-kitab suciNya
Percaya nabi-nabi utusanNya, aku percaya akherat
percaya qadha qadarNya seperti yang ku catat dan ku hafal dari ustadz
Tapi aku tak tahu, seberapa besar itu mempengaruhi lakuku

Ya Rasulallah….
Sudah imankah aku…?
Ya Rasulallah….
Setiap kudengar panggilan aku menghadap Allah
Tapi apakah IA menjumpaiku
Sedang wajah dan hatiku tak menentu
Ya Rasulallah….
Dapatkah aku berihsan…?
Ya Rasulallah….
Ku ingin menatap meski sekajap wajahmu yang elok mengerlap
Setelah sekian lama, mataku hanya menangkap gelap
Ya Rasulallah….
Ku ingin mereguk senyummu yang segar
Setelah dahaga di padang kehidupan hambar
hampir membuatku terkapar
Ya Rasulallah….
Meski secercah teteskan padaku cahayamu
Buat bekalku sekali lagi, menghampiriNya

By: GUSMUS

15 Agu 2011

Aku Yang Merindu

kesejukan kasih Tuhan,
sampaikanlah ini dengan mesra,
Tuhan-ku yang sangat aku kasihi,
kekasih-Mu yang kecil ini sedang bersedih.

Hatiku yang lemah ini tenggelam dalam ragu,
jantungku gemetar takut,
tubuhku meleleh letih,
dan tangisku mencekat nafasku.

Aku yakin Engkau tersenyum
melihatku tak sabar menanti penyelamatan-Mu.

Tuhan-ku, tolonglah aku.
Keluarkanlah aku dari derita ini.
Tidurkanlah aku, indahkanlah mimpiku,
dan bangunkanlah aku dalam damai dan tenang.

Mario Teguh

5 Agu 2011

Ibu


… “Ummuhu wahnan ‘alaa wahnin wa fishaaluhuu fii ‘aamaini” … *

… Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah, yang bertambah-tambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun …

Begitulah Allah SWT mengabadikan perjuangan dan pengorbananmu

Selama membesarkanku

Ibu, engkau bukan hanya kasih tapi rasa itu sendiri

Hanya Ibu yang bisa marah karena cinta

Dan tetap sayang meski sedang murka

Hanya Ibu yang menangis kala bahagia

Dan tersenyum disaat berduka

Engkau tidak hanya tempat mendidik atau guru tapi ilmu itu sendiri

Yang mengajariku mulai dari membuka mata pertama hadir di dunia

Sampai memaknai seisi dunia

Membimbingku mulai dari melafal kata pertama tanpa makna

Hingga membaca keagungan alam raya

Mendukungku mulai dari langkah pertama

Sampai mengarungi kehidupan fana

Engkau bahu paling kuat dan nyaman untuk menyandarkan lelahku

Engkau belai paling lembut untuk meredakan sedihku

Engkau dekap paling aman untuk menghalau takutku

Engkau do’a paling mustajab yang mengiringi hidupku

Engkau bersedia mati untuk hidupku

Engkau memilih sakit untuk sehatku

Engkau pun rela sengsara untuk bahagiaku

Hanya padamu Ibu, bakti tertinggi seorang lelaki

Bahkan surga pun tunduk di bawah telapak kaki

Sehingga ketika Rosul SAW ditanya tentang siapa yang paling berhak memiliki bakti tertinggi

Maka beliau pun menyebut namamu tiga kali

Duhai tentu benar jika untuk Ibu

Meki kulalukan apa saja, kuberikan apa saja, kubawa kemana saja

Kurawat dan kulayani sepanjang tidur dan terjaga

Kata Umar RA itu belumlah cukup

Karena dulu Ibu melakukannya sambil berdo’a untuk kehidupanku

Sedangkan aku melakukannya sambil menanti kematianmu

Apalagi yang bisa aku persembahkan padamu Ibu

Jika Allah dan Rasul-Nya memuliakanmu serupa itu

Hanya sebaris doa kala mengingatmu

“Allahummaghfirlahaa, warhamhaa, wa ’afihaa, wa’fu ‘anhaa”

* QS. Luqman : 14


By:

4 Agu 2011

Tunggu Aku

Aku berangkat bersama senja
Teriring adzan yang menggema
Titik-titik air menerpa wajahku
Dan angin menghembusku dalam beku
Bengawan meluapkan airnya sampai tepi
Berkas cahaya kilat merobek kabut tipis tepian sungai
Gemuruhnya sanggup membuyarkan sepi

Aku berangkat untuk bertemu
Kuharap kau tak ragu dan lelah menunggu

By:

3 Agu 2011

Mengikat Matahari

Derak-derak roda kereta mengiringiku dalam tiga jam dari ‘Pusar Dunia’ Cuzco
Menuju puncak bukit yang menyimpan situs kuno
Machu Picchu yang telah berdiri hampir lima setengah abad
Puncak tua yang begitu agung menantang perubahan jagad
Tetap bertahan dari pergerakan sebuah ramalan
Akan menghilang ditelan jaman
Aku berjalan menyusuri setapak jalan di pinggang bukit
Menyapa beberapa ilama dari keluarga kameloid
Dan berhenti di Inhuitana
Tempat para pendeta melangsungkan upacara
Mengikat matahari ke tonggak batu
Agar tak hilang di titik balik musim dingin
Dimasa imperium Inca berkuasa
Tempat para pendatang membuka jiwa
Menyandarkan raga, pikir dan ingin
Menyelaraskan rasa untuk satu
Energi yang luar biasa

Kusentuhkan kening diatas lantai Inhuitana yang basah
Oleh sejuk embun yang turun
Terbuai ketenangan yang mengalun
Berputar, berpusar dan menggulung
Menyeretku dalam arus kekuatan Maha Agung
Saat kuangkat wajah
Aku telah berada diatas sajadah merah
Lamat-lamat terdengar adzan terlantun
Diujung malam dari surau kampung

By: 

1 Agu 2011

FOOTPRINT IN THE SAND


Kutemukan keharfiahan dirimu
Sebelum sesaat menghilang, ragu
Kutelusuri kembali bekas jejak kaki
Di pasir sepanjang pantai
Kulacak berkas bayangmu
Samar memanjang di belakang
Tepi semua lenyap disapu ombak dan ditelan petang
Apakah masih arti hadirmu dalam hidupku?

By: Winarni Lestari

Senja Sang Dewi


Wajah senja merona jingga
Kala dewi Luna menawarkan cinta
“Biar kuselimuti dirimu dengan malam
Agar tak terlihat malu suryamu nan pualam”
Rayu sang dewi disambut genit kedipan gemintang
Dan kegelapan akan kembali membawa tenang

Namun sebentar saja
Kota, jalan dan taman akan dipenuhi cahaya
Kerlip kunang hanya tercampak di sudut-sudut pematang
Bahkan para bintang juga bersinar gamang
“Jangan pedulikan aku, dewiku
Aku hanya cemburu pada cahaya lampu
Yang tak lagi perlukanku atau dirimu”
Rajuk senja mulai sendu

Biarlah, kekasihku
Jangan relakan itu merubah rona wajahmu
Bukankah masih para pecinta yg dilanda asmara
Jua pencari jati diri yang jenuh akan hidupnya
Serta para pelarian dari hujaman duka
Tak sedikit pemikir dan penyair yang terilhami kita
Biarlah kita untuk mereka
Biarlah mereka akan mencari kita

Angin lembah tetap menyapa ramah
Setia nenghibur insan yang gelisah
Tak apa bila makin hilang arah
Tersesat diantara gedung berdiri megah
Selama sang dewi masih menghadirkan mimpi
Selama senja menanti datangnya pagi

Karya: 

Forgiven But Not Forgotten



Bogor, 9 April 2011

“Kari mangan thok”
Sebaris kata sepele tapi entah mengapa sangat menyakitkan hati
Seakan aku begitu tidak berarti

Telah sembilan tahun aku menjadi istri
Sekian lama pula aku memasak dengan ikhlas tanpa iri
Entah itu enak atau tidak
Entah sesuai selera atau tidak
Entah dimakan atau tidak
Entah dihargai atau tidak
Tidak pernah terlintas dibenakku
Mengeluarkan sebaris kata itu
Namun kenapa setelah begitu senangnya kucicipi
Dan melahap masakannya sekali ini
Sebaris kata itu harus kudengar

Sebesar apa salahku?
Apa begitu tidak berharga diriku

Selama empat puluh tahun lebih bapak menemani ibu
Seringnya membuatkan kopi atau nasi goreng
Tak pernah sekalipun terucap dan tersirat hal lain selain ikhlas dan senang
Semua dilakukannya karena sayang

Memang aku tak semulia ibu
Aku tak sesempurna beliau
Tapi apa aku harus berhak mendengar kata yang menyakitkan itu
Entah kapan akan termaafkan
Tapi tidak untuk terlupakan

Karya:

Hanya Malam Ini


Bogor, 12 April 2011

Ijinkan malam ini aku membencimu setengah mati
Walau untuk sekali ini
Esok aku akan mencintaimu lagi
Karena kau tetap di hati

Ijinkan malam ini aku menamparmu
Ampuni aku
Esok aku akan mendekapmu
Sambil membelai rambutmu segenap hatiku

Ijinkan malam ini aku pergi jauh darimu
Maafkan aku
Esok aku akan datang padamu
Karena hanya kau yang menemani selalu disisiku

Ijinkan malam ini aku melupakanmu sepenuh hati
Walau untuk terakhir kali
Esok hanya kau yang kuingat
Karena rindu menuntunku kembali

Ijinkanlah hanya untuk malam ini
Agar kasih sayangku selalu bersemi

By: 

Do'a Yang Tertukar



Bojonegoro, 13 Mei 2011

Satu doa yang kupanjatkan kala tiap terjaga
Dan satu harapan yang terus ada
Tanpa peduli apapun takdirnya
Segera atau tiada

Mungkinkah terselip diantara
Beribu angan yang menjelma di kepala
Sebentar lenyap sebentar ada
Seakan malu-malu menyapa

Atau termangu ragu
Dalam diam menunggu
Seperti lelaki di stasiun itu
Menanti terambil dan berlalu

Ataukah tercampak di sudut hati
Di tengah berjejal ambisi
Saling sudut saling sikut
Kalah bersaing dan surut

Bisa juga tersamar, mengabur, lalu menghablur
Bagai asap rokok yang terhembus dari mulutnya
Dalam putus dan asa
Yang silih berganti sebelum hancur

Mungkin juga terhimpit, terjepit
Diantara berjuta milyar lainnya
Berdesakan berlomba
Untuk sekedar terlihat atau sampai tujuannya

Mungkinkah tertukar atau nyasar
Dengan milik orang lain pada saat yang sama terlontar
Yang sama-sama mendamba, yang sama arahnya
Tapi berbeda maksudnya

Tapi mengapa aku masih saja percaya
Dan menggantungkan semuanya
Pada Yang Segala Maha

By: 

31 Jul 2011

Bila Cinta Pergi


Bogor, 6 Juni 2011

Bila kau tak mencintaiku lagi
Suatu saat nanti
Dan rasa sayang sudah tak sanggup menahan hati
Apakah kau akan tetap pergi?

Disaat kebersamaan sekian lama sudah tak cukup jadi referensi
Masihkah angan kita menjadi tua bersama
Bisa beri alasan untuk tinggal?

Disaat ketulusan tak lagi menarik perhatian
Masihkah komitmen yang kita jaga
Mampu menggodamu untuk tak berpaling?

Disaat jarak tak lagi menghilangkan kejenuhan
Masihkah mimpi indah yang kita jalin
Akan menyegarkan keletihan batin?

Disaat kesabaran tak jua mendekatkan pada ujung penantian
Genggam tanganku dan tatap mata ini
Apakah itu sudah tidak punya arti?

Disaat apa yang aku punya sudah tak cukup memberi
Masihkah seluruh hati yang kau minta dan kuberi
Membuatku jadi pilihan?

Bila cinta tak tersisa lagi
Suatu masa nanti
Dan yang kutawarkan tak sanggup mengisi
Maukah kau menemani hanya sampai keesokan hari
Karena malam itu akan ku untai lagi
Segala yang kita miliki dan lewati
Sebelum semuanya akan tinggal memori
Saat kau memutuskan untuk tak kembali

By: 

Tuhan Tak Perlu BlackBerry


Bogor, 7 Juni 2011

Tuhan tak perlu blackberry
Katamu kala itu padaku
Tak perlu BBM atau sms, hanya cukup mengadu
Tiap saat kau ingat, mesti hanya dalam hati

Di bangku taman Kencana
Bawah rindang bunga kupu-kupu yang entah apa namanya
Penjual siomay dan tukang odong-odong asyik bercengkrama
Lalu lalang pemain figuran dibawah arahan sutradara
Mungkin syuting sinetron atau opera sabun yang jadi tontonan
Tapi bagiku sungguh mengganggu pemandangan

Tuhan tak perlu notebook atau tablet PC
Katamu lagi
Tak jua FB atau twitter untuk berbagi
Tentang apa yang kau rasa dan pikirkan
Cukup sebersit ingin dan angan
Tak usah slalu update statusmu
Untuk menunjukkan apa yang sedang kau lakukan
Karena Dia pasti tahu, lebih tahu

Dua anak kecil merengek minta gulali
Mau tak mau ibunya harus membeli
Lihat mereka!
Tuhan tak slalu memberi apa yang kau minta
Tak mesti mengabulkan apa yang kau do’a
Karena Dia lebih tahu apa yang kau butuhkan
Dan terbaik diberikan
Untuk saat ini dan nanti

By: 

Untukmu Saudariku

Ya ukhti…
Aku ingin merasakan sebagian karunia yang diberikan kepadamu
Menikmati separuh anugerah yang dilimpahkan kepadamu
Setelah sekian lama menunggu
Akhirnya saat itu menghampirimu

Ya ukhti…
Aku mengerti perasaanmu saat ini
Tahu seperti apa saat Allah memberimu dua kali
Tidak hanya satu
Aku iri saudariku
Tapi percayalah, aku juga ikut bahagia untukmu

Ya ukhti…
Jagalah amanah Allah yang telah kau nanti
Kuatkanlah dirimu untuk menerima
Luaskanlah hatimu untuk mencinta
Lapangkanlah jiwamu untuk sabar memeliharanya
Karena seisi dunia tak sebanding dengannya

Ya ukhti…
Tentu kata-kata tidaklah cukup melukiskan nikmat-Nya
Di setiap detik saat ini sangat berarti bagimu
Setiap moment begitu berharga untukmu
Aku cemburu
Tapi ketahuilah, aku juga ingin sepertimu
Menjadi seorang ibu

By: 

30 Jul 2011

Haruskah Aku Begini

Bandung, 29 Juli 2011


Rasanya seperti seorang anak kecil yang diberi mainan baru
Menjadi teman bicara setiap sepi
Tapi suatu waktu akan diambil kembali
Tanpa tahu alasan dan kapan

Rasanya seperti menemukan seseorang
Yang mampu menjadi kepingan
Begitu pas melengkapi sisi kekosongan
Tapi sadar suatu saat akan hilang

Rasanya seperti menaruh semua harapan
Pada seberkas kilat di kegelapan
Setelah berusaha meraba-raba jalan
Namun dengan cepat cahayanya lenyap

Duh Gusti, perasaan apa ini
Nyeri yang menyerbu ulu hati
Bagaikan diangkat ke tempat tinggi
Dan secepat itu dijatuhkan kembali

Yaa Robbi, sungguh ampuni hati ini
Yang kubiarkan berjalan ke arah yang salah
Yang kurelakan mendekap ingin
Yang tak semestinya kumiliki

Yaa Allah, tolong gerakkan kaki ini
Bimbing dan selamatkan
Dimana sebelah berharap mendekati masalah
Sementara sebelah lagi terjerat dalam keraguan

By: 

STATUS FB TERBAU 2015