1 Agu 2011

FOOTPRINT IN THE SAND


Kutemukan keharfiahan dirimu
Sebelum sesaat menghilang, ragu
Kutelusuri kembali bekas jejak kaki
Di pasir sepanjang pantai
Kulacak berkas bayangmu
Samar memanjang di belakang
Tepi semua lenyap disapu ombak dan ditelan petang
Apakah masih arti hadirmu dalam hidupku?

By: Winarni Lestari

Senja Sang Dewi


Wajah senja merona jingga
Kala dewi Luna menawarkan cinta
“Biar kuselimuti dirimu dengan malam
Agar tak terlihat malu suryamu nan pualam”
Rayu sang dewi disambut genit kedipan gemintang
Dan kegelapan akan kembali membawa tenang

Namun sebentar saja
Kota, jalan dan taman akan dipenuhi cahaya
Kerlip kunang hanya tercampak di sudut-sudut pematang
Bahkan para bintang juga bersinar gamang
“Jangan pedulikan aku, dewiku
Aku hanya cemburu pada cahaya lampu
Yang tak lagi perlukanku atau dirimu”
Rajuk senja mulai sendu

Biarlah, kekasihku
Jangan relakan itu merubah rona wajahmu
Bukankah masih para pecinta yg dilanda asmara
Jua pencari jati diri yang jenuh akan hidupnya
Serta para pelarian dari hujaman duka
Tak sedikit pemikir dan penyair yang terilhami kita
Biarlah kita untuk mereka
Biarlah mereka akan mencari kita

Angin lembah tetap menyapa ramah
Setia nenghibur insan yang gelisah
Tak apa bila makin hilang arah
Tersesat diantara gedung berdiri megah
Selama sang dewi masih menghadirkan mimpi
Selama senja menanti datangnya pagi

Karya: 

Forgiven But Not Forgotten



Bogor, 9 April 2011

“Kari mangan thok”
Sebaris kata sepele tapi entah mengapa sangat menyakitkan hati
Seakan aku begitu tidak berarti

Telah sembilan tahun aku menjadi istri
Sekian lama pula aku memasak dengan ikhlas tanpa iri
Entah itu enak atau tidak
Entah sesuai selera atau tidak
Entah dimakan atau tidak
Entah dihargai atau tidak
Tidak pernah terlintas dibenakku
Mengeluarkan sebaris kata itu
Namun kenapa setelah begitu senangnya kucicipi
Dan melahap masakannya sekali ini
Sebaris kata itu harus kudengar

Sebesar apa salahku?
Apa begitu tidak berharga diriku

Selama empat puluh tahun lebih bapak menemani ibu
Seringnya membuatkan kopi atau nasi goreng
Tak pernah sekalipun terucap dan tersirat hal lain selain ikhlas dan senang
Semua dilakukannya karena sayang

Memang aku tak semulia ibu
Aku tak sesempurna beliau
Tapi apa aku harus berhak mendengar kata yang menyakitkan itu
Entah kapan akan termaafkan
Tapi tidak untuk terlupakan

Karya:

STATUS FB TERBAU 2015