10 Jul 2013

Kegiatan Jokowi selama bulan Ramadan


Hari ini, Rabu 10 Juli 2013, berdasarkan keputusan pemerintah, umat Islam di Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa. Ramadan kali ini, akan menjadi Ramadan pertama bagi Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta. Jokowi mengatakan, kegiatannya tetap berjalan seperti biasa, termasuk blusukan.

Dari sumber yang BERITA DAN CARA daoatkan, Jokowi mengaku selama ini selalu menjalankan puasa sesuai dengan ketentuan pemerintah. Sebab, ia menganggap dirinya sebagai pemerintah harus mengikuti keputusan pemerintah. "Saya kan pemerintah, harus ikut pemerintah," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (8/7) lalu.

Soal blusukan, Jokowi menegaskan, puasa tak mempengaruhinya untuk keliling ke kampung-kampung. "Biasa saja toh, tetap (blusukan) lah."

Mantan wali kota Solo ini mengaku persiapan yang paling utama menghadapi puasa adalah kesiapan batin. Sebab, batin dapat menahan hawa nafsu dari apapun.

"Persiapan dari dalam saja, batin. Mulai menahan apapun," ujarnya.

Lantas apa saja rencana kegiatan spesial Jokowi selama bulan Ramadan, ini tuturnya.

30 Apr 2013

Ditangkap Nyabu, Kolonel Antar Dicopot


TNI Angkatan Laut resmi mencopot Kolonel Antar Setiabudi dari jabatannya sebagai Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Semarang. Antar juga terancam dikenai sanksi administratif berupa larangan mengikuti pendidikan untuk kenaikan pangkat. 

Menurut sumber “Kolonel Antar sudah dicopot menyusul surat telegram dari Kepala Staf Angkatan Laut,” kata Kepala Dinas Penerangan Laksamana Pertama Untung Surapati saat dihubungi, Selasa, 30 April 2013. Menurut Untung, pengganti Antar adalah Kolonel Rahmawanto. 

Untung mengatakan ancaman hukuman bagi Antar akan bertambah. Jika di pengadilan Antar terbukti menggunakan sabu-sabu, pangkat Antar terancam tak akan dinaikkan. “Dia bisa juga dipecat dari Angkatan,” kata Untung. 

Untung mengatakan kalangan internal Angkatan Laut terkejut oleh penangkapan Antar. Perwira itu dikenal cerdas dan berprestasi. Karena itu, dia dua kali diangkat jadi Komandan Pangkalan Utama, di Yogyakarta dan Semarang. “KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) terkejut bukan main,” ujar Untung.

Sabtu malam, 27 April 2013, Kolonel Antar diringkus petugas Badan Narkotika Nasional di kamar 1003 Hotel Ciputra, Semarang. Ketika digerebek dia sedang menggunakan narkotik jenis sabu. Dari tangannya, tim BNN menyita sabu 1,5 gram. Penangkapan bermula saat BNN menangkap seorang kurir sabu, anggota Direktorat Intelijen Polda Jawa Tengah berinisial RS.



Antar disebut-sebut telah menggunakan sabu sejak 2004. Untung tak membantah informasi tersebut. Menurut Untung, koleganya di Angkatan Laut tak mengetahui Antar menggunakan barang haram itu karena dia tak tampak seperti pemakai. “Kami akui kecolongan,” ujarnya.

8 Feb 2013

Pasien Obesitas Dapat Kompensasi Rp 3,5 M Karna Diabaikan Dokter


SYDNEY -  Seorang pasien kegemukan yang sekarang menderita kanker hati memperoleh kompensasi 350 ribu dolar AS (sekitar Rp 3,5 miliar) dari dokternya, karena dokter tersebut tidak menyarankan si pasien untuk berobat ke klinik obesitas atau operasi mengurangi berat badan.

Para ahli kesehatan Australia mengatakan, kasus Luis Almario ini merupakan kasus pertama di negara bagian New South Wales, dan akan memaksa para dokter untuk memastikan para pasien yang kegemukan menurunkan berat badan, bila mereka tidak mau digugat, demikian lapor situs smh.com.au hari Kamis (7/2).

Dr Emmanuel Varipatis, seorang dokter di daerah Manly di Sydney, sekarang mengajukan banding ke Mahkamah Agung Australia, karena dianggap lalai tidak mengirim Almario (68) ke klinik obesitas ataupun  merujuk ke ahli bedah mengenai apakah dia bisa menjalani operasi "gastric band." Almario yang berasal dari Colombia dan pernah menjadi calon anggota parlemen NSW, berada di bawah naungan dokter Varipatis dari tahun 1997 sampai 2011.

Selama masa ini, beratnya 140 kilogram meskipun tingginya hanya 154 cm. Pengadilan menyebutkan bahwa Almario menderita kanker hati disebabkan oleh penyakit hati yang disebabkan karena kegemukan. Dia diperkirakan hanya akan hidup selama 40 minggu lagi.

Dalam keputusannya, Hakim Joseph Campbell mengatakan ketika dr Varipatis bertemu dengan pasiennya pertama kali di tahun 1997, Almario "sudah sangat gemuk dan menderita berbagai penyakit - yang disebabkan karena kegemukan, termasuk penyakit hati."

Hakim mengatakan sang dokter bertanggung jawab secara hukum karena penyakit itu kemudian berkembang menjadi sirosis, gagal ginjal dan akhirnya kanker ginjal.

"Saya puas bahwa kalau tergugat tidak lalai, penyakit hati ini tidak akan berkembang menjadi cirrhosis, dan kesehatan sang pasien akan meningkat tajam bila dia menjalani operasi pengikatan usus, dan dia akan mencapai berat badan ideal." kata Hakim Campbell.

Dr Varipatis didukung oleh perusahaan asuransi Avant yang sekarang mengajukan banding. Hakim menjatuhkan hukuman kompensasi senilai 569.332 dollar, namun dikurangi menjadi 364.372 dollar, dengan memperhitungkan bahwa Almario kemungkinan hanya akan bertahan hidup selama 40 minggu lagi.

"Almario sekarang sudah cacat total. Dia sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Semua makanannya harus dibuat jadi bubur, dan dimasukkan lewat selang. Dia tidak bisa berjalan ke dapur. Semua obatnya harus dimasukkan lewat selang. Dia hanya bisa duduk di ruang tamu menonton televisi ataupun di ranjang melihat komputer." kata Hakim Campbell.

Ikatan Dokter Australia belum mau memberikan komentar karena masih ada banding. Namun Dr Adrian Sheen, presiden dari kelompok bernama Doctor's Action mengatakan keputusan Mahkamah Agung ini akan memberikan "beban" berlebihan bagi para dokter.

"Ini akan membuat dokter  merujuk pasien untuk melakukan tes apa saja karena takut akan digugat. Biayanya bagi sistem layanan kesehatan akan sangat besar sekali." kata Sheen.


STATUS FB TERBAU 2015