14 Nov 2011

Penjual Sayur dan Nasgor Ditangkap Polisi

Polisi Anti Teror Densus 88, Mabes Polri melakukan Pengejaran terhadap kelompok Abu Omar yang curigai sebagai salah satu jaringan pemasok senjata api ilegal untuk sejumlah aksi teror di Indonesia. Terakhir, polisi menangkap dua warga yang sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur dan nasi goreng pada Minggu (13/11).

Kedua warga tersebut berinisial Dwt yang beralamat di jalan Benda JayaDuren Sawit, Jaktim. Satu warga lainnya berinisial SGO asal Jalan Masjid, Rawa Bacang , Pondok Melati, Jati Rahayu, Bekasi.

Kabid Penum Div Humas Polri Kombespol Boy Rafli Amar mengatakan di Mabes Polri Jakarta, Senin (14/11).‘’Sepanjang hari Sabtu dan Minggu ada tujuh orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana teror, khususnya kelompok dari tersangka yang sebelumnya sudah tertangkap yaitu Abu Omar,’’

Selain Abu Omar, empat warga lainnya telah ditangkap polisi pada Minggu (12/11) di sejumlah lokasi di Tanggerang dan Jakarta. Mereka adalah Dap asal Perum Poriz, Kelurahan Cipondoh Makmur, Tangerang. Selain itu ada BH alias Dodi seorang karyawan swasta asal Jalan Seruni, Perumnas III, Cibodas, Karawaci Tangerang. BH ditangkap polisi di sebuah jalan tak jauh dari kediamannya. Warga lainnya berinisial Aa alias Agung, dari Rawa Badak Utara, Koja Jakarta Utara.

‘’Yang bersangkutan bisa ditangkap saat keluar rumah dengan menenteng senjata M16, sehingga dilakukan penembakan untuk melumpuhkan, terkena di kaki,’’ tambah Boy Rafli.

Ada juga warga lainnya berinisial S asal Jakan Perum Taman Raya Rajek, Tanggerang. Dari warga tersebut disita sepucuk senjata M16 berserta dua buah magazene serta 313 butir peluru.

Melalui penangkapan ini sejumlah bukti yang turut disita polisi berupa dua pucuk Senjata Api jenis M 16, 888 butir peluru berbagai caliber, enam buah magazine, sepucuk senpi jenis Jungle dan satu pucuk senpi jenis FN,

Benarkah Michael Jackson Pecandu Obat?

Kisah "King of Pop" Michael Jackson kembali diungkap ke publik. Terbaru, giliran Frank Cascio, bekas manager sekaligus asisten pribadi Michael yang membeber kebiasaan yang tak wajar pelantun "Heal The World" ini. Disebutkan, sejak muda Michael adalah pecandu obat bius, atau setidaknya tak bisa hidup tanpa menenggak obat penahan rasa sakit (painkiller) atau obat tidur.

Lewat buku berjudul Frank Cascio’s My Friend Michael: An Ordinary Friendship with an Extraordinary Man details the tragic pop star’s use of propofol, Frank mengatakan kebiasaan Michael telah berlangsung lama sekitar pertengahan 1980-an, saat itu dia mulai rajin mengonsumsi Demerol.

Seperti dikutip dari WENN, Senin (14/11), tulisan Frank seolah menegaskan tntang keburukan bintang pop yang meninggal 25 Juni 2009. Sebelumnya, kakaknya Jermaine Jackson mengaku terus terang bahwa Michael sudah kecanduan Demerol sejak tahun 2001.

Tapi menurut Frank, obat yang diminum pemilik hits "Thriller" sudah lebih keras. Bahkan dalam bukunya, Frank mengaku sempat melihat langsung Michael meminum propofol sejak tahun 1999. Atau lebih dini dibanding pengakuan Jermaine. Profol diminum setelah Michael terjatuh dalam sebuah konser.

Nama Michael yang mendunia membuat Frank mencari akal bagaimana caranya menebus resep tanpa diketahui publik. Cara yang sering digunakan adalah menggunakan nama Frank sendiri atau kerabatnya. Namun, upaya yang di lakukan secara berulangkali mengingatkan Michael agar berhenti menjadi pecandu ternyata sia-sia

12 Nov 2011

Sehatkan Jantung Dengan Diet Mediterania

Diet Mediterania telah membuktikan efek yang sangat baik tidak hanya tentang sindrom metabolik, tetapi juga pada komponen individu termasuk lingkar pinggang, tingkat kolesterol HDL, ingkat trigliserida, tingkat tekanan darah dan metabolisme glukosa, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di 15 Maret 2011, edisi Jurnal dari American College of Cardiology. Penelitian ini merupakan meta-analisis, termasuk hasil dari 50 studi tentang diet Mediterania, dengan populasi yang diteliti keseluruhan sekitar setengah juta subyek.

"Prevalensi sindrom metabolik meningkat dengan cepat di seluruh dunia, secara paralel dengan meningkatnya insiden diabetes dan obesitas, dan sekarang dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat utama," kata pemimpin peneliti Demosthenes Panagiotakos, Ph.D., profesor di biostatistik-Epidemiologi Gizi, Departemen Ilmu Diet - Nutrisi, Harokopio Universitas Athena. "Selain itu, sindrom metabolik adalah salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular (langsung atau tidak langsung), terkait dengan beban pribadi dan sosial-ekonomi Akibatnya, pencegahan kondisi ini adalah yang sangat penting.."

Diet Mediterania adalah pola diet yang ditandai dengan konsumsi tinggi asam lemak tak jenuh tunggal, terutama dari buah zaitun dan minyak zaitun, konsumsi buah-buahan setiap hari, sayuran, sereal gandum, dan produk susu yang memiliki kdar lemak yang rendah, konsumsi ikan setiap minggu, unggas, dan kacang-kacangan, jangan terlalu sering makan daging.

Diet Mediterania, menurut Dr Panagiotakos dan Christina-Maria Kastorini, MSc, Ph.D. C adalah salah satu pola diet yang paling dikenal dan dipelajari dengan baik, yang telah terbukti karma berhubungan dengan mortalitas yang menurun dari semua penyebab, risiko lebih rendah untuk penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas dan beberapa jenis kanker. Selain itu, ia memiliki efek menguntungkan pada obesitas perut, tingkat lipid, metabolisme glukosa dan tingkat tekanan darah, yang juga faktor risiko untuk perkembangan penyakit kardiovaskular dan diabetes. Efak antioksidan dan anti-inflamasi dari diet Mediterania secara keseluruhan, serta efek dari masing-masing komponen diet, minyak zaitun khususnya, buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan ikan.

"Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, penelitian kami adalah pekerjaan pertama yang dinilai secara sistematis, melalui analisis meta-besar, peran diet Mediterania pada sindrom metabolik dan komponen-komponennya," katanya. "Hasil kami menambah pengetahuan yang ada, dan selanjutnya menunjukkan peran pelindung dan signifikansi bahwa faktor gaya hidup, dan kebiasaan terutama makanan, memiliki pengembangan dan perkembangan sindrom metabolik."

Mendorong kepatuhan terhadap pola diet sehat seperti diet Mediterania, serta adopsi gaya hidup, tampaknya menjadi landasan dalam mengembangkan strategi kesehatan masyarakat untuk pencegahan dari sindrom metabolik, saran Dr Panagiotakos Memperhitungkan sumber daya keuangan yang terbatas banyak dinilai negara dalam abad ke-21, makan yang lebih baik tampaknya menjadi cara yang efektif dan terjangkau untuk mencegah penyakit kardiovaskular, pada tingkat populasi, ia menyarankan. Selain berbagai manfaat kesehatan, pola diet ini dapat dengan mudah diadopsi oleh semua populasi dan beragam budaya.

STATUS FB TERBAU 2015