13 Jan 2013

Olimpiade bugil akan digelar di Australia

Majalah mingguan Australia Southern Times Messenger akan mengadakan Olimpiade Bugil pada 20 Januari mendatang di Pantai Maslin dekat Kota Adelaide.

Situs Huffington Post melaporkan, Kamis (10/1), Olimpiade itu akan kembali digelar setelah sempat terhenti pada 2007 karena tak ada dukungan sponsor. Olimpiade bugil melibatkan orang dewasa dan anak-anak ini sudah digelar sejak 1983.

Tahun ini acara akan berlangsung sejak pukul
 11.30 hingga 16.30 waktu setempat dengan mempertandingkan 20 cabang olahraga dan kegiatan, seperti melempar fresbee, balapan tiga kaki, dan melempar balon air.

Panitia penyelenggara Debbie Pillar mengatakan olimpiade bugil ini akan meningkatkan kesadaran akan gerakan aksi bugil. Suami Debbie berharap olimpiade ini akan menarik ribuan orang.

Pihak keamanan juga akan lebih ketat mengawasi pelaksanaan olimpiade ini. Polisi bahkan menyatakan pada panitia, anak-anak peserta olimpiade ini harus tetap mengenakan celana selama berlangsungnya acara. Hal itu untuk menghindari kejadian-kejadian menyangkut kasus pelanggaran pedofilia. "Kami ingin anak-anak itu mengenakan celana demi keamanan dan menghindari kejadian tidak diinginkan," kata polisi Pantai Selatan Malcom Marr.

Debbie mengatakan dia ingin acara ini menjadi kegiatan keluarga yang aman dan menyenangkan. "Kami akan memastikan anak-anak tetap memakai celana dan berharap tidak ada masalah. Kami tak bisa menghalangi orang-orang akan mengambil foto. Tapi jika ada sesuatu mencurigakan polisi akan segera bertindak," kata dia.

Sumber

11 Jan 2013

Puji kebebasan Pers di Indonesia

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memuji kebebasan media dan pers di Indonesia yag menurutnya lebih baik ketimbang di 'Negeri Jiran'.

Menurutnya, itu merupakan buah peristiwa Reformasi 1998 yang membuat kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan hingga saat ini.

"Di Indonesia yang sudah mengalami reformasi maka wajar kalau penerapannya sudah lebih dulu. Oleh karena itu Indonesia harus pertahankan semangat kebebasan media," urainya saat menghadiri Diskusi Forum Pemimpin Redaksi di Jakarta, Kamis (10/1).

Namun, ia berharap kebebasan pers dan demokrasi berjalan beriringan. Menurutnya, demokrasi tidak berjalan jika perbedaan pandangan dan pendapat tidak diizinkan.

Kebebasan pers di suatu negara dikatakan Anwar mencerminkan proses jalannya demokrasi di negara tersebut.

"Kebebasan media dan pers hanya berlaku di negara yang pemerintahnya menyadari ada batas kuasa di mana dia tidak bisa melarang kebebasan berbicara," ujarnya.

Maksud kebebasan media tentunya memberi ruang kepada jurnalis dan tidak menekan dan ditekan. Pemahaman akan hal ini ditunjukkan dengan bagaimana memberikan ruang kepada pers dalam menyuarakan ide dan fakta kepada masyarakat luas.

"Tanggung jawab kita dalam kebebasan media tentunya adalah dengan memberikan ruang dengan ikhlas dan benar tanpa pengaruh dari luar," tambah suami Wan Azizah Wan Ismail itu.

Dia menuturkan di dunia barat ada hipokrasi atau kemunafikan yaitu katanya memberikan kebebasan kepada media tapi ternyata tidak karena media dan pers banyak dikontrol orang kaya, kekuasaan dan cukong.

"Di Amerika, media dimiliki oleh pengusaha dan konglomerat yang memberikan pengaruh kepada sedikit atau banyak orang. Selepas runtuhnya tembok Berlin yang menang adalah ide tentang kebebasan," kata Anwar.

Para pemimpin redaksi dan editor diminta mempertahankan semangat itu. Media juga jangan sampai mewakili kepentingan segelintir elit politik namun juga harus memberi ruang cukup untuk aspirasi rakyat.

Pemerintah harus menjamin kebebasan pers dalam memberi ruang kepada media untuk berkembang.

Pemimpin partai oposisi Malaysia ini datang ke Jakarta dalam rangka memenuhi undangam Forum Pemred. Forum ini beranggotakan para pemimpin redaksi dari berbagai media di Indonesia yang memiliki pandangan untuk saling bertukar pikiran juga dengan mengundang para tokoh besar.

Sumber

Malaysia dan Indonesia bisa jadi sahabat sejati

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yakin sentimen hubungan Indonesia-Malaysia bisa diselesaikan dengan baik. Ia pun percaya kedua negara tersebut akan menjadi sahabat sejati.

"Saya yakin dan Insya Allah permasalahan bisa diselesaikan dengan baik. Tidak mungkin bisa selesai semua secara langsung, namun kita bisa turunkan ketegangan antara kedua negara untuk menjadi sahabat sejati," kata Anwar seusai Diskusi Forum Pemimpin Redaksi di Jakarta, Kamis (10/1).

Menurut Anwar, sentimen yang terjadi bukan pada perbedaan rumpun bangsa, melainkan kesalahpahaman dalam menanggapi suatu persengketaan yang sebenarnya bisa dibicarakan secara baik.
 
Ia ingin masyarakat Indonesia menahan diri untuk tidak membakar bendera negara Malaysia terkait persengketaan yang terjadi di antara kedua negara.
 
"Kalau warga Indonesia membakar bendera, maka itu akan melukai hati sejumlah rakyat Malaysia yang sebenarnya tidak mendukung sikap yang diambil pemerintah," kata Anwar.
 
Dia berharap masyarakat Indonesia dapat menyampaikan rasa kekecewaan melalui pengiriman nota protes atau upaya diplomatis yang legal.

"Jadi saya harap ada pendekatan yang lebih baik untuk menolak. Saya juga terkadang kesal terhadap sesuatu namun tidak membakar bendera," ujar Anwar.
 
Dalam kesempatan itu Anwar juga mengatakan pihaknya berniat memperbaiki sistem penyaluran Tenaga Kerja Indonesia yang selama ini sering bermasalah.

"Ada hal yang lebih penting. Soal TKI yang menjadi isu bersama. Saya menolak penghinaan, perkosaan, dan hukum cambuk kepada mereka karena itu melanggar prinsip kemanusiaan. Tidak boleh ada anak Melayu, Indonesia, China, India yang bisa diperlakukan seperti itu," pungkasnya.

STATUS FB TERBAU 2015