3 Agu 2011

Mengikat Matahari

Derak-derak roda kereta mengiringiku dalam tiga jam dari ‘Pusar Dunia’ Cuzco
Menuju puncak bukit yang menyimpan situs kuno
Machu Picchu yang telah berdiri hampir lima setengah abad
Puncak tua yang begitu agung menantang perubahan jagad
Tetap bertahan dari pergerakan sebuah ramalan
Akan menghilang ditelan jaman
Aku berjalan menyusuri setapak jalan di pinggang bukit
Menyapa beberapa ilama dari keluarga kameloid
Dan berhenti di Inhuitana
Tempat para pendeta melangsungkan upacara
Mengikat matahari ke tonggak batu
Agar tak hilang di titik balik musim dingin
Dimasa imperium Inca berkuasa
Tempat para pendatang membuka jiwa
Menyandarkan raga, pikir dan ingin
Menyelaraskan rasa untuk satu
Energi yang luar biasa

Kusentuhkan kening diatas lantai Inhuitana yang basah
Oleh sejuk embun yang turun
Terbuai ketenangan yang mengalun
Berputar, berpusar dan menggulung
Menyeretku dalam arus kekuatan Maha Agung
Saat kuangkat wajah
Aku telah berada diatas sajadah merah
Lamat-lamat terdengar adzan terlantun
Diujung malam dari surau kampung

By: 

1 Agu 2011

FOOTPRINT IN THE SAND


Kutemukan keharfiahan dirimu
Sebelum sesaat menghilang, ragu
Kutelusuri kembali bekas jejak kaki
Di pasir sepanjang pantai
Kulacak berkas bayangmu
Samar memanjang di belakang
Tepi semua lenyap disapu ombak dan ditelan petang
Apakah masih arti hadirmu dalam hidupku?

By: Winarni Lestari

Senja Sang Dewi


Wajah senja merona jingga
Kala dewi Luna menawarkan cinta
“Biar kuselimuti dirimu dengan malam
Agar tak terlihat malu suryamu nan pualam”
Rayu sang dewi disambut genit kedipan gemintang
Dan kegelapan akan kembali membawa tenang

Namun sebentar saja
Kota, jalan dan taman akan dipenuhi cahaya
Kerlip kunang hanya tercampak di sudut-sudut pematang
Bahkan para bintang juga bersinar gamang
“Jangan pedulikan aku, dewiku
Aku hanya cemburu pada cahaya lampu
Yang tak lagi perlukanku atau dirimu”
Rajuk senja mulai sendu

Biarlah, kekasihku
Jangan relakan itu merubah rona wajahmu
Bukankah masih para pecinta yg dilanda asmara
Jua pencari jati diri yang jenuh akan hidupnya
Serta para pelarian dari hujaman duka
Tak sedikit pemikir dan penyair yang terilhami kita
Biarlah kita untuk mereka
Biarlah mereka akan mencari kita

Angin lembah tetap menyapa ramah
Setia nenghibur insan yang gelisah
Tak apa bila makin hilang arah
Tersesat diantara gedung berdiri megah
Selama sang dewi masih menghadirkan mimpi
Selama senja menanti datangnya pagi

Karya: 

STATUS FB TERBAU 2015