Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

29 Jul 2011

Sungai Es


Sungai Torne mengalir membelah sehelai koran diatas meja ruang santaiku
Disebelah sepiring snack dan secangkir kopi susu masih menyisakan kepulan uapnya
Cahaya lampu meja menyinari permukaan air bening dengan gurat arus yang nampak tenang
Namun Desember ini akan menjelma menjadi sepapan es yang berkelok sepanjang 510 km disurga es Kiruna
Aku duduk santai diatas sofa pastel ditengah hangat suasana
Gigil dinginnya membelai pipi, sebagian anak rambut, membimbing hasrat dan tanpa sadar aku telah menyelam kedalamnya

Menyapa siput, kerang, ganggang dan ikan-ikan trout berenang riang diantara bebatuan tembus pandang
Menyusuri jalanan dengan pohon-pohon pinus putih bersalju
Menikmati langit biru gelap menyelimuti matahari musim dingin yang seakan enggan menampak
Terpaan angin dingin berhembus dari lereng Pegunungan Alpine membeku
Awan tipis berarak merayapi puncak Kebnekaise abu-abu
Meresapi badai kesejukan menghempaskanku ke kedamaian suatu jaman
Sampai tiba-tiba seberkas cahaya hijau aurora borealis menggeliat, melenggak-lenggok diantara beribu bintang berkelip genit
Tak lama lalu menghilang tanpa jejak meninggalkan mata yang lupa untuk berkedip
Karena takjub yang menggigit

Aku kembali menyelam ditengah padang es tanpa batas
Rusa-rusa kutub berkeliaran bebas
Anak-anak bermain ceria dengan kereta luncur ditarik anjing siberia
Lalu kulihat sebuat Icehotel berdiri megah diseberang sana
Lantai, dinding, pilar, atap terbuat dari es
Korodor, kapel, bar, kamar lengkap dengan perabot, semua terbuat dari es
Duduk di lobi diatas sofa es beralas kulit rusa
Sebelah meja es terhidang sepiring snack dan secangkir kopi susu masih menyisakan kepulan uapnya
Serta sinar lampu meja menambah hangat suasana
Semua meleleh bersama munculnya matahari awal musim panas
Luruh mengalir kembali ke sungai Torne yang membelah sehelai koran diatas meja ruang santaiku


By: 

26 Jul 2011

Sungai Dalam Gambar


Kutelusuri sungai yang mengalir indah dalam gambar masa kecilku
Alirannya terjun dari tebing tinggi, berkelok melingkar gunung yang bercokol angkuh di bagian atas kertas gambar
Mari sini, bersama nikmati jernih air dengan ikan-ikan tampak berenang riang
Duduk disamping, julurkan kaki sentuhkan ke dingin air, lepaskan penat jiwa
Berbaring di batu ini, pejamkan mata, resapi irama percik air yang tak pernah kau temui di keriuhan ibu kota
Tak kita sadari betapa lama telah tenggelam dalam kesibukan metropolitan
Meng-aus-kan kepekaan sampai kita tak lagi bisa merasakan

Ayo kuajak bermain bersama anak-anak desa teman sepermainan
Berdiri di atas jembatan bambu, lalu meloncat ke air dalam dan bening
Terjun ke kebebasan yang telah lama terbelenggu sebentuk tuntutan
Berteriak sekeras-kerasnya, berenang dan menyelam ke dasar
Disela-sela batu terkadang aku dan mereka temukan udang kecil, ikan kecil atau siput, dibungkus dalam kantong plastik untuk dibawa pulang
Bila sudah bosan lepaskan kempali saat mandi petang


Lihatlah lagi
Betapa anggun berlenggok disela hamparan sawah hijau dengan gubuknya
Tempat bapak melepas lelah setelah mencangkul pematang, mengairi atau menyiangi gulma
Dan tak lama ibu membawa nasi lengkap dengan lauk untuk makan tengah hari
Kita makan bersama rasakan semilir angin sejuk membelai ujung rumpun padi
Senja nanti kita pulang kerumahku yang terletak didesa balik rimbun bambu disitu
Lepas sembahyang maghrib, dengar merdu suara ibu mengaji diterangi lampu minyak dan sebekas sinar bulan menerobos jendela
Lalu ia akan bercerita tentang keelokan alam desa
Gunung abu-abu, hutan hijau, hamparan padi membentang hingga kaki langit, dengan sungai Cisadane tak berhenti mengalir ditepi desa
Dan kita terkantuk-kamtuk dibuainya, diiringi degung dan symphony ngerik jengkrik diluar sana
Tidur dan bermimpilah selagi bisa, tentang kekayaan dan keindahan negeri yang kian tergusur ambisi
Karena bila bangun nanti, semua itu kau temui dalam secarik gambar masa kecil.


Kutelusuri kembali sungai dalam sebuah gambar
Alirannya tak sederas dulu, mungkin karena hutan disitu telah habis tertebang
Berkelok mengitari gunung yang berdiri agung
Membelah hamparan padi mulai menguning, namun sebagian lahan telah tergusur perumnas
Kalau rindu mainlah kerumahku yang terletak didesa balik rimbun bambu disitu
Dengar lagi merdu suara renta ibu mengaji diterangi lampu listrik
Lalu ia akan bercerita tentang kemajuan merambah desa
Jalan-jalan mulus beraspal, aliran listrik tegangan tinggi, kemudahan, hiburan dan teknologi
Namun menuntut banyak kompensasi
Penebangan hutan, kekeringan, konsumerisme, individualisme, sampai polusi dan prostitusi
Tetapi sungai Cisadane takkan berhenti mengalir ditepi desa, menjadi saksi bisu semua itu
Dan kita terkantuk-kantuk dibuainya diiringi dentuman house music diluar sana
Tidur dan bermimpilah tentang pergeseran nilai-nilai dan jaman
Karena bila bangun nanti, semua itu kita temui dalam secarik gambar milik anakku


By:

Maafkan Aku

Bogor, 19 Januari 2011
- untuk bapak : selalu ada dihatiku walau tak lagi disampingku -


Disaat sukma ini merapuh dan mulai luruh
Disaat raga ini lelah dan hendak menyerah
Dihadapanmulah inginku berlabuh dan bersimpuh
Maafkan anakmu yang meragu
Mungkin harapanmu terlalu tinggi padaku
Atau pundakku terlalu ringkih menyangga
Atau justru beban itu yang melampaui daya
Bukan aku tidak yakin atau mampu
Tapi masalahnya ada pada hatiku
Berharap waktu diputar kembali itu tak mungkin
Semustahil pintaku memperpanjang waktumu bersamaku
Untuk terus membimbingku
Mendukungku
Juga sebagai tempat pelepasan masalah
Sebagai alarm yang terus memperingatkan
Atau pemohon do’a di siang dan malammu yang panjang
Aku baru mengerti sekuat apa dirimu
Secerdas apa langkahmu
Sebesar apa pengorbananmu
Sepenting apa arti hadirmu dalam hidupku
Dan aku tak sebanding dengan itu

Maafkan anakmu
Belum sempat memberi sebutir cinta
Seteguk bahagia,seulas senyum dan segurat bangga
Tapi apa yang aku punya?
Aku tak punya apa-apa
Untuk kupersembahkan padamu
Hanya setetes air mata
Kala teringat padamu

By: 

STATUS FB TERBAU 2015