4 Mar 2011

Benarkah Ogoh-Ogoh Gayus Terancam Tidak Mengikuti Pawai?

JAKARTA - Kemunculan ogoh-ogoh mirip Gayus Tambunan memicu pro kontra di tengah masyarakat. Agar situasi ini tak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, kemungkinan besar akan disensor.

Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali telah memerintahkan kepada aparat desa pakraman tempat dibuatnya ogoh-ogoh mirip Gayus, untuk meminta penjelasan kepada pembuat patung.

“Kami sudah memberitahukan kepada Majelis Madya Desa Pakraman untuk menanyakan tentang hal itu. Jangan sampai menimbulkan hal-hal buruk terhadap orang lain,” ujar Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali, Jero Gede Putu Suwena kepada okezone.

“Saya kira Desa Pakraman tak akan memberikan izin (untuk diikutkan pawai), karena sudah bertentangan dengan ketentuan yang sudah digariskan.”

Suwena menjelaskan, pihaknya sejak lama telah menggariskan rambu-rambu mengenai pembuatan ogoh-ogoh. Hal itu muncul karena dulu sempat bermunculan bentuk ogoh-ogoh yang tak lazim, seperti patung anak muda membawa gitar.

Bertolak dari itu akhirnya dibuat aturan ogoh-ogoh harus berwujud simbol-simbol buta kala atau binatang, yang menganggu keamanan dan ketertiban umat manusia. “Tidak diperkenankan membuat simbol-simbol di luar ketentuan adat. Kalau ada itu di luar tanggung jawab desa pakraman, itu pribadi-pribadi,” tegasnya.

Dia menandaskan, pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan murni kreativitas seni dan budaya. Tidak ada hubungannya dengan ritual Hari Raya Nyepi. “Jadi sepanjang baik dan tidak menimbulkan masalah, ya kami dukung dalam rangka memeriahkan Hari Raya Nyepi. Intinya ogoh-ogoh adalah buta kala sebagai salah satu unsur yang menimbulkan keonaran, diberikan porsi untuk keluar, diarak, kemudian dimusnahkan. Agar dunia kembali mencapai harmoni,” tandasnya.

sumber, okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STATUS FB TERBAU 2015