
… “Ummuhu wahnan ‘alaa wahnin wa fishaaluhuu fii ‘aamaini” … *
… Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah, yang bertambah-tambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun …
Begitulah Allah SWT mengabadikan perjuangan dan pengorbananmu
Selama membesarkanku
Ibu, engkau bukan hanya kasih tapi rasa itu sendiri
Hanya Ibu yang bisa marah karena cinta
Dan tetap sayang meski sedang murka
Hanya Ibu yang menangis kala bahagia
Dan tersenyum disaat berduka
Engkau tidak hanya tempat mendidik atau guru tapi ilmu itu sendiri
Yang mengajariku mulai dari membuka mata pertama hadir di dunia
Sampai memaknai seisi dunia
Membimbingku mulai dari melafal kata pertama tanpa makna
Hingga membaca keagungan alam raya
Mendukungku mulai dari langkah pertama
Sampai mengarungi kehidupan fana
Engkau bahu paling kuat dan nyaman untuk menyandarkan lelahku
Engkau belai paling lembut untuk meredakan sedihku
Engkau dekap paling aman untuk menghalau takutku
Engkau do’a paling mustajab yang mengiringi hidupku
Engkau bersedia mati untuk hidupku
Engkau memilih sakit untuk sehatku
Engkau pun rela sengsara untuk bahagiaku
Hanya padamu Ibu, bakti tertinggi seorang lelaki
Bahkan surga pun tunduk di bawah telapak kaki
Sehingga ketika Rosul SAW ditanya tentang siapa yang paling berhak memiliki bakti tertinggi
Maka beliau pun menyebut namamu tiga kali
Duhai tentu benar jika untuk Ibu
Meki kulalukan apa saja, kuberikan apa saja, kubawa kemana saja
Kurawat dan kulayani sepanjang tidur dan terjaga
Kata Umar RA itu belumlah cukup
Karena dulu Ibu melakukannya sambil berdo’a untuk kehidupanku
Sedangkan aku melakukannya sambil menanti kematianmu
Apalagi yang bisa aku persembahkan padamu Ibu
Jika Allah dan Rasul-Nya memuliakanmu serupa itu
Hanya sebaris doa kala mengingatmu
“Allahummaghfirlahaa, warhamhaa, wa ’afihaa, wa’fu ‘anhaa”
* QS. Luqman : 14
By:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar