19 Nov 2011

Diabetes Dan Kolestrol Penyebap Masalah Seksual

Menderita disfungsi se'ksual memang menjadi beban yang harus di tanggapi dengan serius. Tidak sedikit pasangan suami-isteri yang bercerai karena sang suami menderita disfungsi se'ksual. Berdasarkan hasil penelitian, 10-15 persen penduduk dunia mengalami yang namanya disfungsi se'ksual seperti ejakulasi dini dan impotensi .

Jumlah ini masih jauh lebih kecil dibandingkan jumlah pria yang tidak mendapatkan pengobatan. “Yang kita takutkan adalah pasien-pasien ini berobat di pinggir jalan atau tempat-tempat yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara medis,” kata General Manager On Clinic Indo­nesia, Fithrie Firdaus di sela seminar “Disfungsi Seksual Pria dan Wanita” di Jakarta, Sabtu (12/11).
Menurut Fithrie, secara umum, ada berpa alasan yang membuat kaum pria malas berobat. Pertama, pasien mengira kondisi disfungsi seksual bukan sesuatu yang prioritas. “Sekalipun tanpa berobat, dia masih bisa jalan-jalan di luar layaknya orang sehat.Kenapa? Karena yang tahu cuma dia dan pasangannya,” ujarnya. Yang kedua, istri takut untuk komplain.
Menurut penilaian Fithrie, istri orang Indonesia cenderung menerima keadaan (pasrah). Tetapi, untuk generasi sekarang, perempuan tidak lagi berpikir seperti itu. Masalahnya, kenikmatan se'ksual harus menjadi hak bersama.

“Sebuah penelitian di Inggris dan Amerika menunjukkan, lebih kurang 25 % terjadi perceraian dan perselingkuhan umumnya karena hubungan seks tidak berjalan normal karena masalah disfungsi ereksi,” tambahnya. Di sebagian Negara maju, persoalan disfungsi se'ksual dianggap sebagai masalah sosial, bukan lagi sebagai permasalahan individu saja. Justru itu, semua jenis kondisi terkait disfungsi se'ksual telah dicover oleh asuransi.

Sedangkan di Indonesia, pe­me­rintah masih menganggap bahwa persoalan disfungsi seksual sebagai masalah kosmetik. “Paling baru-baru sekarang saja pemerintah membicarakan tentang disfungsi se'ksual. Dulu, masalah ini dianggap tabu. Padahal, sebenarnya ini masalah cukup besar,” katanya.
On Clinic Indonesia telah menangani sekitar 180.000 pasien dengan masalah disfungsi seksual, Selama 15 tahun buka praktek di Indonesia, baik disfungsi ereksi/impotensi maupun ejakulasi dini. Prof. Jack Vaisman, pendiri On Clinic Inter­nasional mengatakan, penyebab disfungsi seksual secara garis besar dibagi dua, yaitu masalah psikologis dan fisik. Penelitian zaman dulu menunjukkan, masalah psikologis seseorang sangat mempengaruhi disfungsi se'ksual sebesar 70-80 %. Sisanya adalah 20 % disebabkan masalah fisik.

Namun, Jack Vaisman melanjutkan bicaranya, sebuah penelitian terbaru pada awal 1980-an sampai saat ini menyimpulkan bahwa penyebab utama masalah disfungsi se'ksual akibat faktor fisik. Ini berkisar 80 % Penyebabnya multifaktorial. Antara lain adalah hipertensi, diabetes dan kolesterol, gaya hidup seperti kecanduan merokok, minum alkohol maupun narkoba.
Sedangkan sisanya yang 20 % disebabkan faktor psikis.

Dikatakan, masalah psikis itu otomatis akan baik dengan sendirinya kalau masalah fisiknya sudah dapat diobati. “Masalah psikis biasanya temporer, sementara sifatnya,” ujarnya kembali. yang terpenting, kalau kaum pria ingin panjang umur, sering-seringlah melaku­kan aktivitas se'ksual yang baik, tambahnya Fithrie Firdaus menambahkan, masyarakat harus memperoleh informasi yang benar dan tepat mengenai pengobatan gangguan se'ksual.

Dikatakan, banyaknya obat-obatan ilegal yang dijual secara bebas di pinggir jalan menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan. “Secara jujur, banyak sekali industri jamu kita yang bilang itu obat kuat dan herbal. Namun pada kenyataannya, isinya adalah viagra dengan dosis 300 mg. Padahal, dosis maksimal viagra hanya 100 miligram”. Katanya lagi

2 komentar:

STATUS FB TERBAU 2015